Langsung ke konten utama

Analisis Public Relations Maskapai Citilink dalam Menangani Crisis berdasarkan Teori Framing

Analisis Public Relations Maskapai Citilink
dalam Menangani Crisis berdasarkan Teori Framing
Sebagai syarat memenuhi tugas mata kuliah Teori Public Relations (A KOM 4)


Hasil gambar untuk logo  fisip ub
Disusun oleh :
Ivo Fauziana Putri ( 155120201111073)
Only Sitorus (155120207111073)


Jurusan Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Brawijaya
Malang
2017








PENDAHULUAN
Latar Belakang

            Penelitian menggunakan analisis teks dalam bidang Public Relations (PR) masih jarang dilakukan. Secara umum, menurut Schulz, (2011), penelitian bidang PR sejauh ini masih didominasi dengan perspektif yang berpusat pada organisasi dan perspektif bagaimana publik merespon program-program PR. Penelitian bidang PR baru mengkaji bagaimana keterkaitan antara strategi komunikasi perusahaan, pemberitaan media mengenai organisasi, dan persepsi publik terhadap pesan yang disampaikan organisasi.
               Salah satu analisis teks dalam bidang Public Relations (PR) yaitu framing. Menurut, Berger & Luckman tentang konstruksi sosial, public relations pada dasarnya merupakan aktivitas mengkonstruksi relalitas sosial (Hallahan,1999). Artinya, public relations berkaitan dengan upaya publik dalam mendefinisikan realitas. Dengan adanya ini organisasi menginginkan supaya persepsi publik dengan realitas adalah sama atau positif atau tidak bertentangan dengan organisasi.   Framing dalam public relations yaitu menurut Barnet (2005) , Darmon,dkk. (2008), Duhe &Zoch (1995) , dan Hallahan (1999) menjelaskan bahwa news (press) release merupakan framing tentang peristiwa atau isu yang dibuat public relations untuk memengaruhi opini publik. Hallahan (1999) juga menjelaskan bahwa dalam framing public relations terdapat tujuh model framing yaitu framing situasi, framing atribusi, framing pilihan, framing tindakan, framing isu, framing tanggung jawab, dan framing berita.
            Pada beberapa waktu yang lalu tepatnya tanggal 28 Desember 2016 dunia penerbangan Indonesia dikejutkan dengan adanya kasus yang terjadi pada pilot maskapai Citilink yang merupakan anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pilot dari maskapai tersebut diduga mabuk saat hendak menerbangkan pesawat dengan nomor penerbangan QG 800 jurusan Surabaya – Jakarta yang dijadwalkan berangkat pada pukul 05.15. Pilot tersebut bernama Tekad Purnama, diduga mabuk karena datang terlambat dan berbicara ngelantur saat menyampaikan pengumuman di dalam pesawat.
            Adanya kejadian diatas dengan segera pihak Citilink menjelaskan lewat press release bahwa pihak Citilink secara aktif telah mengganti Pilot penerbangan QG 800 setelah mempertibangkan kondisi kesehatan pilot yang terlihat tidak berada dalam kondisi prima dan kemudian penerbangan QG 800 tetap dilanjutkan menuju Jakarta dengan membawa 154 penumpang dan telah mendarat dengan selamat pukul 07.30 WIB. Public relations pihak Citilink  salah satunya dalam hal framing membentuk frame atribusi dengan menekankan bahwa Citilink cepat dan tanggap dalam menghadapi masalah, serta bertanggung jawab demi keselamatan para penumpang pesawat
            Dalam tulisan ini akan dibahas teori framing lainnya yang terkait dengan fenomena tersebut. Dengan adanya tulisan ini diharapkan dapat memberi tambahan pengetahuan mengenai framing dalam public relations. 


DESKRIPSI KASUS

            Pada hari Rabu, 28 Desember 2016 lalu, Dunia penerbangan Indonesia dihebohkan dengan kasus yang terjadi pada pilot maskapai Citilink yang merupakan anak perusahaan dari PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. Pilot dari maskapai tersebut diduga mabuk saat hendak menerbangkan pesawat dengan nomor penerbangan QG 800 jurusan Surabaya – Jakarta yang dijadwalkan berangkat pada pukul 05.15. Pilot yang bertugas dalam penerbangan tersebut bernama Tekad Purnama. Pilot maskapai Citilink tersebut diduga mabuk karena datang terlambat dan berbicara ngelantur saat menyampaikan pengumuman di dalam pesawat.
Berdasarkan sumber dari salah satu penumpang pesawat yang menceritakan kronologinya di situs www.pantura.co.id, pilot Tekad Purnama menyapa penumpang dengan suara yang terdengar seperti orang mabuk, “Oah…..eh….selamat pagi….nama saya….,” Suaranya terdengar aneh, tidak seperti orang sehat, terhenti-henti dan tidak artikulatif. Pilot lanjut bicara dengan bahasa Inggris, “……Surabaya is good, Cengkareng is good, everything is good…..we will ready…..in five minutes, oh yes, we already….”. Selanjutnya pilot memperkenalkan para pramugari. Sampai pada nama yang terdengar ‘Rike’, pilot mengulang nama ini tiga kali, “Rike…..Rike….Rike”. Suara pilot makin terdengar kacau dan membuat para penumpang berdiri lalu berjalan ke arah cockpit. Mereka menghampiri pramugari yang berdiri di depan pintu cockpit dan meminta agar pesawat tidak berangkat sebelum pilot diganti. Pihak Citilink meminta maaf kepada para penumpang karena adanya insiden pilot ngelantur. Manajemen Citilink juga langsung mengambil tindakan terkait insiden ini, pilot Tekad Purnama segera diturunkan dari pesawat, sehingga penerbangan tertunda selama kurang lebih satu jam. Pada pukul 6.20 penerbangan pun dilanjutkan dan digantikan oleh pilot Wahana Agus.
            Setelah kejadian tersebut, akhirnya pilot Tekad Purnama dibawa ke klinik kesehatan bandara untuk melakukan tes urin dan tes fisik awal, namun hasilnya negatif. Sehingga pihak Citilink belum dapat memastikan, namun manajemen Citilink bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan akan melakukan investigasi lanjutan terhadap pihak yang bersangkutan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) dan Lembaga Kesehatan Penerbangan (Lakespra), Jakarta. Manajemen Citilink Indonesia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penumpang atas perhatiannya kepada penerbangan Citilink Indonesia. Citilink juga akan menyusuri lebih lanjut mengenai dugaan insiden ini, termasuk track record dan rekam medis pilot yang bersangkutan. Selain itu pihak Citilink segera bertindak cepat pada saat kejadian itu dengan penulisan Press Realeas di website resmi Citilink, yaitu www.citilink.co.id, selanjutnya CEO Citilink Albert Burhan beserta Vice President Corporate Communication Citilink Benny Butarbutar melakukan Konferensi Pers di kantor Citilink di Jalan S. Parman, Jakarta Barat, pada Kamis, 29 Desember 2016, dalam konferensi Pers tersebut keduanya meminta maaf serta mengklarifikasi bahwasanya memang Citilink mengakui terjadi kesalahan pada pilot Tekad Purnama dan Citilink akan segera memutuskan hubungan kerja dengan pihak yang bersangkutan. Konferensi pers yang dilakukan Citilink ini ditayangkan di televisi serta diunggah di Youtube. Selain itu, terkait video cctv yang telah menyebar, dimana dalam video itu menunjukkan lolosnya pilot Tekad Purnama dalam pemeriksaan, pada Jumat, 30 Desember 2016 Vice President Operation PT Citilink Indonesia yaitu Kapten Fatahullah menjelaskan adanya aturan bahwa satu jam sebelum penerbangan sebenarnya crew pesawat harus melakukan briefing, Termasuk medical tes, alkohol tes, cek tekanan darah dan lainnya sebagainya. Dalam kasus ini, pilot terlambat datang sehingga briefing hanya dilakukan co pilot.
Hingga akhirnya pada 30 Desember 2016, Citilink menggunggah Press Release di website resminya dengan menyatakan bahwa Citilink Indonesia memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pilot penerbangan QG 800 yang menyebabkan terlambatnya penerbangan Surabaya – Jakarta pada tanggal 28 Desember 2016. Albert menegaskan bahwa pilot diberhentikan karena yang bersangkutan dinilai telah melakukan kesalahan berat dan menunjukkan sikap serta tindak yang tidak profesional dalam menjalan tugas. Pilot yang bersangkutan juga mengabaikan prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan yang berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan penumpang dan awak lainnya. Albert juga meminta maaf dan menegaskan bahwa Citilink tidak memberikan toleransi sedikitpun bagi karyawan yang bertindak tidak profesional serta mengabaikan kode etik dan integritas dalam bekerja.
Dalam insiden ini Pihak Citilink terbuka kepada media, dan memeberikan tanggapan serta tindakan yang cepat. Insiden ini telah menjadi topik hangat sejak awal kejadian yaitu Rabu, 28 Desember 2016. Berita ini banyak dimuat dan menjadi berita utama pada waktu itu di berbagai situs berita seperti detik.com, metrotvnews.com, vivanews.com, cnnindonesia.com dan masih banyak lagi. Selain media online, berita ini juga di tayangkan di televisi, koran, radio dan lain sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa kasus ini mendapatkan perhatian yang besar dari netizen.
Berikut adalah Press Release yang diunggah Citilink di website resminya:

Press Release

PENJELASAN CITILINK MENGENAI STATUS PENERBANGAN QG-800 RUTE SURABAYA – JAKARTA

Posted On 28/12/2016
Jakarta, 28 Desember 2016 – Sehubungan dengan adanya kabar yang beredar melalui media sosial mengenai masalah pada penerbangan Citilink Indonesia QG 800 pada tanggal 28 Desember 2016 yang menyebabkan keterlambatan penerbangan / delay, maka dengan ini kami ingin memberikan klarifikasi dan menyampaikan beberapa hal.
“Kami ingin menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan dan ketidaknyamanan yang dialami oleh seluruh penumpang penerbangan Citilink Indonesia QG 800 tanggal 28 Desember 2016”, kata Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar di Jakarta,  Rabu (28/12).
Benny menuturkan bahwa benar terjadi keterlambatan penerbangan / delay QG 800 Citilink Indonesia rute Surabaya – Jakarta pada tanggal 28 Desember 2016 selama 65 menit yang dijadwalkan berangkat 05.15 diundur menjadi pukul 06.20.
Lebih lanjut ia mengatakan mengenai dugaan yang muncul bahwa pilot berada dalam kondisi mabuk saat bertugas belum terbukti benar, karena pilot yang bersangkutan telah dibawa ke klinik kesehatan bandara untuk melakukan tes urin dan tes fisik awal dan hasilnya dinyatakan negatif.
Selain itu, manajemen Citilink akan memanggil pilot yang bersangkutan untuk menjalankan pemeriksaan medis lengkap di Balai Kesehatan Penerbangan di Jakarta.
Mengenai dugaan pilot yang berbicara tidak jelas saat melakukan welcome announcement menurut Benny dikarenakan pilot menyadari tindakannya yang tidak professional karena datang agak terlambat.
Melihat kondisi ini, dan untuk menjaga agar tidak terjadi delay panjang dalam peak season ini, maka Citilink memutuskan untuk mengganti pilot tersebut dan melanjutkan penerbangan QG800 dari Surabaya menuju Jakarta.
Manajemen Citilink Indonesia juga memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada penumpang atas perhatiannya kepada penerbangan Citlink Indonesia.
Citilink juga akan menyusuri lebih lanjut mengenai dugaan insiden ini, termasuk track record dan rekam medis pilot yang bersangkutan.
Penerbangan kembali dijalankan pada pukul 06.20 WIB dan seluruh penumpang QG 800 yang berjumlah 154 orang beserta seluruh kru yang bertugas saat ini telah mendarat dengan selamat di Jakarta.




Press Release

CITILINK JATUHKAN SANKSI TEGAS KEPADA PILOT QG800

 Posted On 29/12/2016
Jakarta, 29 Desember 2016 - Citilink Indonesia telah menjatuhkan sanksi tegas kepada Pilot yang bertugas menerbangkan pesawat QG 800 pada Rabu (28/12) jurusan Surabaya-Jakarta, dengan membebastugaskan yang bersangkutan dari tugas sebagai penerbang hingga waktu yang tidak ditentukan.
Selain itu, Citilink juga bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan melakukan investigasi lanjutan terhadap yang bersangkutan melalui pemeriksaan kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) dan Lembaga Kesehatan Penerbangan (Lakespra) sejak Rabu (18/12) dan masih berlangsung hingga hari ini.
“Citilink sangat serius dalam menangani masalah ini, hingga saat ini pilot yang bersangkutan sudah dibebastugaskan hingga proses pemeriksaan selesai dan investigasi sedang dilakukan sesuai prosedur,” ujar President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan di Jakarta, Kamis (29/12).
Citilink Indonesia tidak mentolelir tindakan pilot yang mengabaikan peraturan dan prosedur penerbangan, sehingga pihak manajemen sudah mempersiapkan sanksi tegas lanjutan termasuk kemungkinan pemutusan hubungan kerja.
Sebelumnya pada Rabu (28/12), Kantor Pusat Citilink Indonesia menerima laporan mengenai adanya pilot yang diduga dalam kondisi yang tidak prima untuk menerbangkan pesawat, namun Citilink telah menelusuri temuan tersebut sehingga Citilink mengganti pilot yang bertugas sesegera mungkin.
Selanjutnya pilot yang bersangkutan di tes kesehatannya di klink bandara Surabaya, berdasarkan permintaan Kementerian Perhubungan pilot yang bersangkutan kembali melaksanakan tes kesehatan kedua di Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) dan Lembaga Kesehatan Penerbangan (Lakespra), Jakarta.
Pemeriksaan lanjutan tersebut dilakukan selama dua hari mulai dari Rabu hingga kamis, dan hasilnya baru akan diketahui dalam waktu satu minggu. 
Meskipun hasil baru didapat seminggu lagi tapi Citilink sudah menyiapkan sanksi tegas kepada pilot yang bersangkutan.
Citilink juga telah memberikan imbauan kepada seluruh awak pesawat dan staf darat untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak akan segan menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar.
Semua penerbangan Citilink hingga saat ini masih berjalan dengan normal dan mengikuti semua regulasi yang berlaku di penerbangan.
Sejauh ini Citilink Indonesia bersama Kementerian Perhubungan secara rutin melakukan tindakan-tindakan preventif pemeriksaan kesehatan untuk menjaga kelaikan dan kelancaran penerbangan secara umum.
Sebelumnya pihak Citilink di Surabaya secara aktif telah mengganti Pilot penerbangan QG 800 setelah mempertibangkan kondisi kesehatan pilot yang terlihat tidak berada dalam kondisi prima.
Penerbangan QG 800 tetap dilanjutkan menuju Jakarta dengan membawa 154 penumpang dan telah mendarat dengan selamat pukul 07.30 WIB.
Citilink juga akan terus bekerjasama dengan instansi terkait untuk selalu memutakhirkan metode pemeriksaan kesehatan.



Press Release

CITILINK PUTUSKAN HUBUNGAN KERJA DENGAN PILOT QG800

Posted On 30/12/2016
Jakarta, 30 Desember 2016 – Maskapai berbiaya murah (LCC) Citilink Indonesia memutuskan untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pilot penerbangan QG 800 yang menyebabkan terlambatnya penerbangan Surabaya – Jakarta pada tanggal 28 Desember 2016.
“Berdasarkan penelusuran dan juga laporan yang diterima, manajemen Citilink Indonesia sampai pada satu sikap terkait dengan peristiwa tersebut. Citilink mengambil tindakan tegas berupa pemutusan hubungan kerja terhadap pilot yang bersangkutan,” kata President & CEO Citilink Indonesia Albert Burhan di Jakarta, Jum’at (30/12).
Albert menegaskan bahwa pilot yang diberhentikan karena yang bersangkutan dinilai telah melakukan kesalahan berat dan menunjukkan sikap serta tindak yang tidak profesional dalam menjalan tugas. Pilot yang bersangkutan juga mengabaikan prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan yang berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan penumpang dan awak lainnya.
“Ada tiga hal fundamental yang dilanggar yaitu mulai dari undang-undang ketenagakerjaan, peraturan perusahaan hingga kebijakan SDM yang ada di Citilink. Mulai dari sikap yang ceroboh hingga tidak mengindahkan prosedur kerja yang berdampak pada timbulnya potensi membahayakan keamanan dan keseamatan penerbangan,” katanya.
Citilink, kata Albert, merupakan maskapai yang selalu memprioritaskan kenyamanan serta keselamatan penumpang. Oleh karena itu Citilink tidak memberikan toleransi sedikitpun bagi karyawan yang bertindak tidak profesional serta mengabaikan kode etik dan integritas dalam bekerja.
Manajemen Citilink mengapresiasi tindakan penumpang dan staf darat yang telah membantu keamanan penerbangan nasional.
Manajemen Citilik juga menyampaikan permohonan maaf atas kejadian yang tidak menyenangkan tersebut dan telah menjadi bahan pembicaraan publik selama beberapa hari ini,” pungkas Albert.
Citilink juga telah memberikan imbauan kepada seluruh awak pesawat dan staf darat untuk mematuhi peraturan yang berlaku dan tidak akan segan menjatuhkan sanksi bagi yang melanggar.
Semua penerbangan Citilink hingga saat ini masih berjalan dengan normal dan mengikuti semua regulasi yang berlaku di penerbangan. Sejauh ini Citilink Indonesia bersama Kementerian Perhubungan secara rutin melakukan tindakan-tindakan preventif pemeriksaan kesehatan untuk menjaga kelaikan dan kelancaran penerbangan secara umum.
Citilink juga akan terus bekerjasama dengan instansi terkait untuk selalu memutakhirkan metode pemeriksaan kesehatan.
Sebelumnya pihak Citilink di Surabaya secara aktif telah mengganti Pilot penerbangan QG 800 setelah mempertibangkan kondisi kesehatan pilot yang terlihat tidak berada dalam kondisi prima.
Penerbangan QG 800 tetap dilanjutkan menuju Jakarta dengan membawa 154 penumpang dan telah mendarat dengan selamat pukul 07.30 WIB.



PERMASALAHAN
Dalam kasus ini permasalahan utama terdapat pada pilot Citilink dengan nomor penerbangan QG 800 jurusan Surabaya – Jakarta yang dijadwalkan berangkat pada pukul 05.15. Pada saat hendak menerbangkan pesawat, pilot yang bersangkutan terlambat dan berbicara ngelantur saat menyampaikan pengumuman di dalam pesawat. Sehingga menyebabkan para penumpang pesawat panik dan meminta agar pilot digantikan sehingga penerbangan tertunda kurang lebih satu jam. Selain itu yang menjadi permasalahan adalah terkait lolosnya pilot yang bersangkutan dalam pemeriksaan saat hendak menuju pesawat. Hal ini menunjukkan kurangnya ketelitian dari pihak maskapai dalam melakukan pemeriksaan. Walaupun pihak Citilink telah mengkonfirmasi hal tersebut dengan menyatakan bahwa pilot Tekad Purnama terlambat datang sehingga tidak melakukan berbagai macam tes kesehatan seperti medical tes, alkohol tes, cek tekanan darah dan lainnya sebagainya serta berbagai briefing yang hanya dilakukan co pilot, namun seharusnya pihak Citilink tetap tegas melakukan briefing dan berbagai macam tes kesehatan tersebut demi mengutamakan keselamatan penumpang pesawat.


LITERATUR REVIEW
            Proses membingkai pengalaman mental dan emosional disebut framing.  Melalui proses interaksi social, masing-masing orang dapat membangun frame tertentu tentang realitas dalam pikiran orang lain. Definisi framing menurut Kuypers (2009, dikutip di Harrison, 2011:1) framing yaitu suatu “proses yang dilakukan seseorang, disadari atau tidak, untuk mengkonstruksi pandangan (point of view) , ide atau gagasan agar fakta-fakta dalam situasi tertentu dapat diinterpretasi oleh orang lain dalam cara-cara tertentu.
            Metode framing (pembingkaian) adalah suatu metode untuk melihat cara bercerita (story telling) media atas peristiwa. Cara bercerita itu tergambar pada “cara melihat” terhadap realitas yang dijadikan berita. “Cara melihat” ini berpengaruh pada hasil akhir dari konstruksi realitas. Analisis framing juga dipakai untuk melihat bagaimana peristiwa dipahami dan dibingkai oleh media (Eriyantono,2009: 161-162).
            Public relation mempunyai program dan strategi komunikasi yang pada dasarnya merupakan frame public relations untuk membangun citra organisasinya. Seperti yang disampaikan Hallahan (1999, praktisi pubic relations ialah ahli stategi framing untuk menentukan jenis-jenis situasi, atribusi, perilaku, dan isu tertentu untuk mendapatkan citra. Melalui proses frame, public relations mendefinisikan realitas sesuai dengan perspektif organisasi dan mneyebarkannya ke publik. Diharapkan frame organisasi ini dapat memengaruhi frame publik.  
            Frame dalam pengaplikasiannya di bidang public relations Barnett (2005), Darmon, dkk (2008) , Duhe& Zoch (1995), dan Hallahan (1999) menjelaskan bahwa news (press release merupakan framing tentang peristiwa atau isu yang dibuat public relations untuk memengaruhi opini public. Sementara, Seung Ho Cho & Karla Gower (2006) menunjukkan pengaruh frame media terhadap persepsi publik atas organisasi. Pemberitaan media massa yang mem-frame suatu krisi sebagai human interest memengaruhi respons emosional pembaca sehingga bersikap lebih empati kepada organisasi. Contoh studi kasusnya ialah yang dilakukan Duhe & Zocc (1995), menunjukkan pentingyan mem- frame agenda media selama krisis. Penelitian ini menemukan bahwa organisasi minyak Exxon di Amerika Serikat telah sukses menangani krisis ledakan tabung minyak dengan cara mem-frame pesan-pesan komunikaisnya. Frame yang dikemas oleh organisasi Exxon adalah bahwa “organisasi bersedia menanggung tanggung jawab penuh atas dampak krisis, organisasi memberikan simpatik kepada komunitas, dan organisasi menunjukkan kepedulian kepada keselamatan komunitas. Kemudian, pesan itu disampaikan kepada media massa sehingga pesan itu berubah menjadi frame media. Exxon juga berupaya menjaga kepentingan publiknya, seperti karyawan, komunitas, dan media, daripada upaya untuk menjaga reputasi organisasi. Upaya ini dianggap bias memengaruhi frame publik terhadap oragnisasi.
               Model frame dalam pesan-pesan public relations diantaranya, adalah:
a.       Jargon atau slogan organisasi. Yaitu, upaya membuat frame terhadap isu atau identitas organisasi agar mudah diingat publik. Misalnya, jargon yang dimiliki Radio Republik Indonesia (RRI) “Sekali di udara tetap di udara” merepresentasikan frame bahwa RRI selalu hadir setiap saat sehingga jika khalayak memerlukan informasi, maka informasi itu akan selau tersedia.
b.      Manajemen event. Program dalam bentuk event juga merepresentasikan frame tertentu. Misalnya, saat ada isu kenaikan harga bensin, organisasi mengkampanyekan program “bersepeda sehat” yang dapat merepresentasikan frame organisasi akan pentingnya hidup sehat dan hemat.
c.       Artefak. Frame dapat direpresentasikan lewat penggunaan artefak atau simbol fisik tertentu. Biasanya berkaitan dengan identitas korporat, misalnya pengunaan warna khusus untuk gedung, seragam, atau lambing organisasi.
d.      Produk tulisan public relations, seperti press- release, newsletter, majalah, dan broser.
   Kemudian, Kirk Hallahan (1999) menyebutkan ada tujuh model framing dalam praktik

public relations yaitu framing situasi, framing atribusi, framing pilihan, framing tindakan, framing isu, framing tanggung jawab, dan framing berita.
Tabel 1 Tujuh Model Framing dalam Proses Public Relations
Apa yang di-frame?
Deskripsi
Situasi
Relasi antara individu dalam situasi sehari-hari, termasuk proses interaksi, negosiasi, maupun diskusi-diskusi (discourse)
Atribusi
Memberi penekanan pada karakteristik tertentu dari objek atau peristiwa, dan mengabaikan karakteristik lainnya dari suatu objek atau peristiwa.
Pilihan-pilihan risiko
Meletakkan keputusan alternative dalam istilah negatif (kerugian) dan positif (keuntungan) dapat memengaruhi pilihan di situasi dimana terjadi ketidakpastian. Teori prospect menjelaskan bahwa individu lebih suka menanggung risiko untuk menghindari efek negatif (kerugian) dan positif (keuntungan) .
Tindakan-tindakan
Pada konteks persuasif,, kecenderungan individu untuk bertindak untuk meraih tujuan yang diinginkan sangat dipengaruhi oleh apakah pesan tentang tindakan tertentu dinyatakan dengan menggunakan istilah negatif atau positif. Berbeda dengan framing pilihan risiko, framing tindakan ini digunakan pada situasi dimana individu tidak mempunyai pilihan-pilihan bebas. Dengan kata lain, model ini digunakan untuk bagaiman mem-frame suatu tindakan yang dinilai tepat dilakukan untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Isu-isu
Sebagai pendekatan untuk menganalisis interpretasi atas realitas social. Problem sosial dan perdebatan (pro-kontra) didalamnya dapat dijelaskan dalam berbagai pilihan istilah (interpretasi) oleh pihak-pihak yang berbeda yang saling bersaing agar interpretasi mereka terhadap problem atau situasi social itu dianggap sebagai kebenaran.
Tanggung jawab
Setiap isu/problem social akan memunculkan pertanyaan tentang apa penyebab peristiwa terjadi dan siapa yang harus bertanggung jawab. Individu cenderung memberikan atribut tentang penyebab terjadinya suatu peristiwa (biasanya pada situasi kritis), baik itu berupa faktor eksternal maupun internal, berdasarkan pada level stabilitas dan kontrol.
Berita
Deskripsi tentang bagaimana suatu peristiwa/isu di-frame oleh media dalam bentuk berita. Peristiwa itu di-frame oleh media dengan menggunakan istilah yang mudah dimengerti dan membuat interpretasi media bergema luas dan bias memengaruhi opini publik.


ANALISIS
Berdasarkan kasus pilot maskapai Citilink yang terjadi pada 28 Desember 2016 lalu, pihak Citilink telah menanganinya dengan tepat dan cepat. Pada saat insiden itu terjadi, PR Citilink segera mengunggah press release di website resmi Citilink tepat pada hari Rabu, 28 Desember 2016 dengan judul “Penjelasan Citilink Mengenai Status Penerbangan QG-800 Rute Surabaya – Jakarta”, dalam press release tersebut pihak Citilink meminta maaf serta mengklarifikasi bahwa memang benar terjadi keterlambatan selama 65 menit pada penerbangan QG-800 rute Surabaya – Jakarta, Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny S. Butarbutar juga menjelaskan memang terjadi kesalahan pada pilot yang datang terlambat dang berbicara ngelantur saat welcome announcement. Namun pihak Citilink belum dapat memastikan bahwa pilot tersebut sedang dalam kondisi mabuk, karena setelah di tes ternyata hasilnya negatif. Selain itu pihak Citilink juga menjelaskan bahwa pilot segera digantikan dan penerbangan dilanjutkan hingga sampai tujuan. Disini pihak Citilink mengambil langkah yang tepat dan cepat, mengunggah press release di website resminya serta mengakui adanya kesalahan pada pihak maskapai dan segera menggambil langkah sehingga tidak menimbulkan kekecewaan yang berkepanjangan dari penumpang. Dari press release ini, PR dapat membentuk frame masyarakat bahwa maskapai Citilink tegas mengakui kesalahan dan segera mengambil tindakan untuk mengatasi masalah, selain itu press release ini juga untuk mengklarifikasi agar tidak muncul berita simpang siur yang tersebar di masyarakat.
            Selanjutnya pada tanggal 29 Desember 2016, CEO Citilink Albert Burhan beserta Vice President Corporate Communication Citilink Benny Butarbutar melakukan Konferensi Pers di kantor Citilink di Jalan S. Parman, Jakarta Barat, dalam konferensi Pers tersebut keduanya meminta maaf serta mengklarifikasi secara langsung dan terbuka pada media, konferensi pers tersebut juga diunggah di youtube, sehingga memudahkan netizen untuk menonton kembali apabila tidak sempat menontonnya di televisi. Selain itu masih di hari yang sama, PR Citilink mengunggah pres release yang kedua di website resminya, press release tersebut berjudul “Citilink Jatuhkan Sanksi Tegas kepada Pilot QG800”. Dalam press release tersebut menjelaskan bahwa Citilink Indonesia telah menjatuhkan sanksi tegas kepada Pilot yang bertugas menerbangkan pesawat QG 800 yaitu membebastugaskan yang bersangkutan dari tugas sebagai penerbang hingga waktu yang tidak ditentukan. Selain itu, Citilink juga bekerjasama dengan Kementerian Perhubungan melakukan investigasi lanjutan terhadap yang bersangkutan melalui pemeriksaan kesehatan di Balai Kesehatan Penerbangan (Hatpen) dan Lembaga Kesehatan Penerbangan (Lakespra). Disini PR juga melakukan tindakan yang tepat, mengunggah press release untuk memberitahukan tindakan tegas yang dilakukan Citilink terhadap pilot yang bersangkutan, serta tetap melakukan investigasi lanjutan di Jakarta untuk memastikan penyebab insiden ini terjadi. Hal ini PR membentuk frame masyarakat tentang ketegasan dan tanggung jawab Citilink, dimana Citilink tidak menganggap remeh dan melakukan tindakan tegas apabila kesalahan menyangkut keselamatan dan kenyamanan penumpang, serta tetap mengunggah press release di wesite resminya sehingga tidak menimbulkan berita yang tidak benar dan simpang siur di masyarakat. Tidakan CEO serta Vice President Corporate Communication Citilink yang membuka konferensi pers salah satunya juga membentuk frame masyarakat bahwa Citilink tegas dan bertanggung jawab dalam menangani kasus tersebut.
            Lalu pada tanggal 30 Desember 2016, PR Citilink kembali menggunggah press release dengan judul “Citilink Putuskan Hubungan Kerja dengan Pilot QG800”, ini merupakan press release terakhir yang diunggah PR Citilink berkaitan dengan insiden 28 Desember 2016. Dalam press release ini Citilink menegaskan bahwa telah melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) kepada pilot penerbangan QG 800 yang menyebabkan terlambatnya penerbangan Surabaya – Jakarta pada tanggal 28 Desember 2016, alasannya karena yang bersangkutan dinilai telah melakukan kesalahan berat dan menunjukkan sikap serta tindak yang tidak profesional dalam menjalan tugas. Pilot yang bersangkutan juga mengabaikan prosedur keselamatan dan keamanan penerbangan yang berpotensi membahayakan keamanan dan keselamatan penumpang dan awak lainnya. Disini PR berusaha membentuk frame masyarakat bahwa Citilink merupakan maskapai yang selalu memprioritaskan kenyamanan serta keselamatan penumpang. Oleh karena itu Citilink tidak memberikan toleransi sedikitpun bagi karyawan yang bertindak tidak profesional serta mengabaikan kode etik dan integritas dalam bekerja.
            Dari ketiga press release yang diunggah oleh PR Citilink, selalu menjelaskan bahwa pihak Citilink secara aktif telah mengganti Pilot penerbangan QG 800 setelah mempertibangkan kondisi kesehatan pilot yang terlihat tidak berada dalam kondisi prima dan kemudian penerbangan QG 800 tetap dilanjutkan menuju Jakarta dengan membawa 154 penumpang dan telah mendarat dengan selamat pukul 07.30 WIB. Disini PR ini membentuk frame atribusi dengan menekankan bahwa Citilink cepat dan tanggap dalam menghadapi masalah, serta bertanggung jawab demi keselamatan para penumpang pesawat. Tak hanya itu, Citilink juga terbuka terhadap media serta melakukan konferensi pers sehingga masyarakat memandang bahwa Citilink tidak takut mengakui kesalahan, bertanggung jawab serta mengambil tindakan terbaik demi kebaikan bersama. Dalam hal ini frame tanggung jawablah yang dibentuk PR, Citilink menerima tanggung jawab dalam menangani crisis tersebut untuk tetap menjaga reputasi korporat.
Frame media massa diciptakan oleh media massa dan disebarkan melalui media massa, frame media massa dalam kasus ini dibentuk oleh berita. frame publik yaitu pengetahuan yang sudah dimiliki publik untuk memahami lingkungan sekitarnya. Sedangkan frame organisasi adalah frame yang dibuat organisasi umtuk mendefinisikan suatu peristiwa atau isu dengan tujuan untuk memengaruhi opini publik sehingga tercipta citra organisasi yang positif. Berdasarkan teori frame, dapat disimpulkan bahwa PR harus dapat mengelola pesan dengan tujuan mempengaruhi frame media dan frame publik. PR harus mem-frame agenda media dan agenda publik sehingga frame media dan publik menjadi positif terhadap organisasi atau korporat. Frame yang di kemas oleh PR dari Citilink tersebut adalah “Citilink bertanggung jawab dalam menghadapi insiden 28 Desemer 2016, melakukan tindakan tegas dan cepat demi keselamatan seluruh penumpang. Serta menindak lanjuti kasus sehingga jelas penyebabnya dan memutuskan hubungan kerja dengan pilot yang bersangkutan”. Kemudian pesan tersebut disampaikan kepada media massa sehingga pesan tersebut berubah menjadi frame media.


REKOMENDASI
Dengan dipaparkannya kasus serta teori framing, maka dapat disimpulkan bahwa Citilink telah melakukan tindakan yang tepat dalam menangani crisis tersebut, Citilink terbuka terhadap media, serta tetap mempublikasikan press release yang merupakan frame media massa melalui berita, sehingga terbentuk frame publik dan mengakibatkan frame media dan publik menjadi positif terhadap organisasi.
Akan tetapi seharusnya Citilink lebih teliti dalam melakukan pemeriksaan, walaupun pihak Citilink telah mengkonfirmasi hal tersebut dengan menyatakan bahwa pilot Tekad Purnama terlambat datang sehingga tidak melakukan berbagai macam tes kesehatan seperti medical tes, alkohol tes, cek tekanan darah dan lainnya sebagainya serta berbagai briefing yang hanya dilakukan co pilot, namun seharusnya pihak Citilink tetap tegas melakukan briefing dan berbagai macam tes kesehatan tersebut demi mengutamakan keselamatan penumpang pesawat.


DAFTAR PUSTAKA
Eriyanto. (2009). Analisis Framing (Konstruksi, Ideologi dan Politik Media). Yogyakarta: LKis.
Kriyantono, R.(2014). Teori Public Relations Perspektif Barat & Lokal: Aplikasi Penelitian dan Praktik. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group

Komentar

Postingan populer dari blog ini

RESUME BUKU “TEORI PUBLIC RELATIONS PERSPEKTIF BARAT DAN LOKAL”

RESUME BUKU “TEORI PUBLIC RELATIONS PERSPEKTIF BARAT DAN LOKAL” A.     Publik dan Stakeholder Publik yaitu “kelompok individu yang tertarik dan berbagi terhadap suatu isu, organisasi, atau ide” (Seitel, 2001 : 12). Menurut Blumer (1946) dan Dewey (1927), dikutip di Grunig (1979) dan Grunig & Hunt (1984),public dapat diartikan berdasarkan karakteristiknya: a.        Sebagai kelompok individu yang mempunyai perhatian pada suatu isu. Mereka berhadapan dengan suatu masalah yang hampir sama. Kepentingan atau perhatian ini yang mengikat anggota publik secara emosional. b.       Menyadari dan mengenal isu atau masalah tersebut relevan atau terkait bagi mereka. Ada di antara mereka mempunyai pandangan yang sama terhadap isu tersebut, namun ada pula yang mempunyai pandangan berbeda. c.        Melakukan aktivitas tertentu terkait isu atau masalah yang dihadapi, seperti mendiskusika...

Review Jurnal Developing a Culturally-Relevant Public Relations Theory for Indonesia”

Tulisan ini berisi hasil review saya terhadap jurnal yang berjudul “ Developing a Culturally-Relevant Public Relations Theory for Indonesia” . Jurnal tersebut ditulis oleh Rachmat Kriyantono dan Bernard Mckenna. Tujuan review adalah untuk mengeksplorasi perkembangan teori public relations dengan mengadopsi kearifan lokal Indonesia.             Dewasa ini public relations tidak hanya dikenal sebagai sebuah profesi, tetapi juga menjadi sebuah ilmu. Public relations   merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang pesat selama 25 tahun terakhir. Dalam teorinya public relations masih belum terlalu dikenal melainkan praktiknya yang ada sejak dulu. Teori yang digunakan dalam public relations ada yang meminjam dan mengadopsi teori-teori dari disiplin ilmu. Seperti yang diketahui, teori public relations yang kebanyakan digunakan adalah dalam perspektif Barat (Eropa dan Amerika). Namun, tak selalu teori perspektif Barat dapat digunak...